Minggu, 16 Agustus 2015

Masa Tidur Lempeng Sunda Sudah Habis, Per Juii 2015 (Jaman Sudah Lama Berubah)


Banjir-banjir nanti akan mencapai titik yang tak dapat diatasi di banyak wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jaman telah berubah, kata para alien Zeta.
ZetaTalk: Di masa interim itu, apa yang akan dilakukan oleh dunia manusia adalah melanjutkan kehidupan seperti sebelumnya--business as usual--status quo itu: tidak mengakui bahwa dunia mereka tengah  berubah dan memerlukan penyesuian dari pihak mereka. [Baca: Banjir Parah Terkini : Prediksi Reaksi Masyarakat dan Negara]
Bagaimana status Lempeng Sunda saat ini? Berikut laporan ZetaTalk, beserta penjelasan para alien Zeta.

Terjemahan bebas Sunda Slumber EndsThe ZetaTalk Newsletter Issue 463, Sunday August 16, 2015
Ketika para alien Zeta pertama kali menggelar prediksi-prediksi Tahap 7 untuk 10 tahap [menuju Pergeseran Kutub (Tahap 10)], mereka menyatakan bahwa semenanjung Malaya dapat mengantisipasi penuruna ketinggian sebanyak 60 kaki. Pengamblesan sudah dimulai di awal 2011.
[Baca juga: Banjir Indonesia dan Asia Tenggara Feb-April 2011 : Tanda Ambles 24 Meter]


Kuala Lampur, dimana bandara baru dan lama Malaysia berada, berada di zona sana. Mereka memulai konstruksi bandara baru, klia2, pada 2009. Sepertinya bandara baru itu sudah terkenar pengamblesan tetap itu!

Kuala Lumpur’s $1 Billion Terminal Is Sinking, Airline Says, July 27, 2015 http://www.bloomberg.com/news/articles/2015-07-26/kuala-lumpur-s-1-billion-air-terminal Kuala Lumpur International Airport’s new budget passenger terminal is sinking, with cracks appearing in the taxiway and water forming pools that planes must drive through. Construction of klia2 started in 2009 after the growth of low-cost travel, particularly by Malaysia-based AirAsia, pushed passenger traffic beyond the existing budget terminal’s capacity.

AirAsia Demands RM409m Damages from MAHB, July 31, 2015 http://www.malaysiakini.com/news/306896 AirAsia CEO Aireen Omar complained that the KLIA2 terminal was sinking, with cracks appearing at the taxiways and pools of water forming that planes had to drive through.
ZetaTalk Prediction 10/16/2010: Kalau penurunan ketinggian 40 kaki (12,2 meter) tidak merusak bagi Filipina, maka itu akan merusak pesisir pantai bagian selatan Birma, Thailand, dan Kamboja, yang mana wilayah-wilayah mereka yang sangat luas itu akan tiba-tiba kebanjiran, untuk masa permanen. Di ujung bagian selatan dari lidah itulah yang akan benar-benar rusak. 

Gambar sebuah garis di utara perbatasan Malaysia dan ke atas puncak Borneo/Kalimatan. 
Dataran di lidah ini mulai dari titik selatan akan berkurang ketinggiannya dua kali piat, sehingga Jawa dan pulau-pulau yang berbatasan dengan Laut Banda akan mendapati ketinggian mereka berkurang sebanyak 80 kaki (24,4 meter), mengambleskan banyak kota Pantai dan pulau kecil hilang dari pandangan." 
[Baca juga: Ketika Lempeng Sunda Patah dan Jakarta, Singapore dan kota-kota lain yang rentan harus berkapal]
Para alien Zeta telah memprediksi bahwa Bangkok dapat mengantisipai penurunan ketinggian sebanyak 40 kaki.
Ketika banjir parah terjadi pada 2011, sepertinya banjir itu memberi tahu lebih dahulu bahwa kali ini masanya sudah tiba, tapi penurunan ketinggian yang sudah diantisipasi belum komplit. 
Ya, pengamblesan telah terjadi. Tapi bukan 40 kaki berkurangnya, setidaknya tidak lebih dari yang dapat ditahan oleh tembok-tembok laut.
Tapi kini masalahnya sekali lagi sudah berkembang. 
Di dekatnya, Myanmar sedang mengalami banjir terburuk dalam dekade-dekade ini.
Hujan disalahkan, seperti biasanya, tapi adalah kegagalan untuk surut yang menyebabkan banjir-banjir itu.

Bangkok Is Sinking and May Be Underwater in 15 Years, Study Says, July 27, 2015 http://www.weather.com/science/environment/news/bangkok-sinking-subsidence-warming A new report from Thailand's government says that Bangkok, its capital city and home to some 14 million people, could be underwater in the next 15 years thanks to a combination of sinking land and rising global sea levels. The city, much of which lies at an elevation of just under 5 feet above sea level, already is sinking.
 
India and Myanmar Monsoon Rains leave Dozens Dead, August 2, 2015 http://www.bbc.com/news/world-asia-33745840 A state of emergency has been declared in several regions of Myanmar after the worst flooding in decades.
Di dekatnya, di Bangladesh, yang terletak di perbatasan Lempeng
Indo-Australian, pengamblesannya berlangsung sebagai mimpi buruk. Saat India ambles, terdorong ke bawah Peg. Himalaya, Bangladeshpun menderita.
Meskipun hujan disalahkan secara rutin, kuncinya adalah air laut yang mendorong masuk ke dalam daratan. Ini bukan dari hujan.
Tembol-tembok laut sudah dibangun, namun laut masih melampaui batas. Banjir di Pakistan, di sisi lain dari Lempeng Indo-Australian, sudah berlangsung lama, juga semenjak 2011, sebagaimana dicatat dalam blog Pole Shift ning khusus masalah ini.

Banglades: Tidal Surge, Heavy Rains Trigger flooding in Coastal Areas, July 27, 2015 http://www.theindependentbd.com/printversion/details/9038 Torrential rains, onrush of water from upstream and high tide have inundated vast areas in coastal districts, leaving tens of thousands of people marooned.

Sea Wall along Coastal Road could Lead to more Floods in Mumbai, July 27, 2015 http://www.mid-day.com/articles/sea-wall-along-coastal-road-could-lead-to-more-floods Environmentalist Rishi Agarwal also said that it was possible that the sea wall might lead to what retaining walls along some of Mumbai’s rivers led to. “Retaining walls were built for Dahisar, Poisar, Mithi rivers, which actually caused rain water to head towards the land. So I am unsure of the impact of the sea wall on flooding.”

Pakistan: Old Problems, Unresolved- Floods in Bhudni nullah leave Locals Stranded, July 27, 2015 http://tribune.com.pk/story/926937/old-problems-unresolved-floods-in-bhudni-nullah Some residents also took shelter on roofs. Standing water caused traffic to suspend on Peshawar-Charsadda Road, disconnecting parts of the district.