Sabtu, 22 Agustus 2015

Review Banjir Indonesia dan Viet Nam Maret 2011


Berikut review atas banjir-banjir di Indonesia dan di Viet Nam pada Maret 2011.

Pengamblesan di lidah lempeng yang menahan Indonesia pada utamanya terjadi di pulau Jawa selama dua minggu terakhir, sebagaimana ditunjukkan oleh berita-berita ini hingga 17 Maret 2011.

Bukti yang paling kentara adalah subsidence dan banjir meskipun curah hujan sedikit.

Dekat Jakarta, wilayah-wilayah seperti Pandeglang memberitakan banjir yang tidak surut - "Banjirnya belum surut". Perhatikan hujan yang benar-benar kurang kali ini, bahkan tidak sampai 1 inci.
Sungai-sungai meluap, tapi ini bukan dari hujan melainkan kegagalan untuksama sekali surut ke laut. Daratannya sedang ambles!

Indonesia: Pandeglang, Banten-The flood has not subsided March 4, 2011 http://berita.liputan6.com/daerah/201103/322426/Banjir_di_Pandeglang_Meluas Hundreds of hectares of rice fields in three districts in Pandeglang, Banten, over the last three days submerged in floods caused by overflowing of the River Cilemer. The rice fields affected by floods hit three districts namely Sub Patia, Pagelaran and Sukaresmi in Pandeglang. Height of water ranges from 60 cm to 1.5 meters. The flood has not subsided so that citizens can not go home, they still live in refugee camps.
Banjir lagi tanpa hujan di Gresik di pulau Jawa.
Perhatikan pengakuan dalam berita ini yang mengeluh tentang permainan menyalahkan hujan. "Berlawanan dengan yang dikatakan" dan "tidak hujan". 
Perhatikan, wilayah ini berada di sepanjang pantai dan di dataran rendah.

Kali Lamong Overflowed, Some Regions Still Flood, March 14, 2011 http://us.surabaya.detik.com/read/2011/03/14/101223/1590913/475/ Flooding has not fully subsided in Gresik. Flood in District Benjeng, Gresik slowly has begun to recede, but the floods have not receded in District Cerme. Settlement residents and roads still flooded flood of Kali Lamong. Contrary to what is said Suryo, Camat Cerme, Bambang Wibisono, said the floods are still inundating several villages and streets in Cerme. Floods still puddled with a height of about 50 cm in the settlement residents and 40 cm on the road. The village is still submerged in flood is Iker Geger, Morowuri and Dungus. Roads flooded is a provincial road in the Pond Rice. With a record of the Western regions it does not rain.
Di Aceh, di pulau Sumatera, lusinan dan lusinan orang tewsa dan ratusan rumah tiba-tiba terendam banjir.
Diklaim bahwa penyebabnya adalah hujan, tapi curah hujan hanya 2.52", dalam kurun waktu empat hari di wilayah tersebut.
Perhatikan wilayah ini, sekali lagi, di sepanjang pantai dan di dataran rendah.

Flooding Kills 24 Dead in Pidie, March 13, 2011 http://news.okezone.com/read/2011/03/13/340/434416/pmi-24 Indonesian Red Cross (PMI) has intervened to cope with flood disasters Pidie, Aceh, which occurred yesterday. Although to break through flood locations in Pidie District is very difficult, according to Budi, PMI Centre has not gone down to help PMI PMI Pidie and Aceh Province.
[Intrusi Air Asin Di Daratan Viet Nam]
Dan di Viet Nam, air asin mengintrusi ke dalam daratan, membuat waspada orang-orang yang mencari ikan di sungai berair tawar.
Kurangnya hujan d hulu sungai telah diperhatikan, dan data curah hujan sudah pastinya menunjukkan bahwa inilah masalahnya. Sekali lagi, ini di sepanjang pesisir pantai dan di dataran rendah. 

The Phenomenon of Saltwater Intrusion Dong Nai River to Alarm, March 13, 2011 http://sgtt.vn/Kien-truc-doi-song/Chi-tiet/141447/Bao-dong-nhiem-man The phenomenon of saltwater intrusion Dong Nai River to alarming levels. This phenomenon will continue in a serious time until now, the Dong Nai river upstream is water shortage. Saigon Marketing correspondent had a talk with Mr. Nguyen Kim Phuc, director of Dong Nai hydropower companies to learn more about this issue.
Menurut para alien Zeta, meskipun pengombakan lempeng telah memperlambat proses pengamblesan, tetap saja pengamblesan itu akan berjalan hingga ke tingkat subsidence yang telah diprediksi [oleh para alien Zeta]. 

ZetaTalk Estimate 3/5/2011: "Ketika pengombakan (undulation) lempeng dimulai dengan segera setelah lidah lempeng yang menahan Indonesia mulai ambles, kami sudah memberi tahu publik. 

Pada 31 Desember 2010 malahan, sebelum akhir tahun. Sebelumnya, telah kami nyatakan bahwa pengamblesan ini akan memakan waktu 2-3 minggu. Kini sudah berjalan 10 minggu, dan terus berjalan. 

Pengombakan lempeng bukanlah sesuatu yang akan berhenti begitu dimulai, karena ada momentum yang terlibat di sini. 
Pengamblesan akan mulai lagi ketika lengkungan Lempeng Indo-Australia di bawah Sumatera dan Jawa terangkat, yang hanya merupakan bagian dari proses pengombakan, kejadian minor saat itu. 
Ini dapat dihitung kalau orang melihat dokumentasi pembacaan buoy yang disediakan oleh Nancy. 
Pengangkatan lempeng itu berlangsung satu atau dua hari paling lama, tapi periode waktu ketika lengkungan itu ditekan turun lagi berlangsung selama satu minggu. 
Dengan demikian, pengamblesan dapat dianggap berproses hanya 1/5 dari waktunya, dengan demikian 3-5 minggu memerlukan waktu 10-15 minggu, dan tingkat kecepatan ini berasumsikan bahwa tidak ada keterlibatan interferensi lain terhadap proses pengamblesan itu."