Sabtu, 29 Agustus 2015

Chevron-Chevron di Madagaskar



Terjemahan bebas Madagascar Chevrons, The ZetaTalk Newsletter Issue 307, Sunday August 19, 2012
 
Mengapa Madagascar Chevrons tiba-tiba diperiksa?
Chevron-chevron di sepanjang pesisir-pesisir pantai terdiri dari sedimen lautan yang telah dibuat teorinya (oleh manusia) sebagai disebabkan oleh asteroid-asteroid besar atau komet-komet yang jatuh ke dalam laut yang menyebabkan sebuah tsunami. 
Akan tetapi, para ilmuwan kini menyatakan bahwa teori-teori mereka tidak cocok. Mengapa ada perubahan sikap ini dari pihak mereka?
Menurut para alien Zeta, para ilmuwan itu telah menemukan bahwa Chevron-Chevron tersebut lebih cocok dengan penjelasan ZetaTalk tentang gelombang-gelombang pasang-surut Pergeseran Kutub, dan mereka menginginkan dunia bangun terhadap apa yang sedang mendatangi.
Giant Dunes, not Mega-Tsunami Deposits? August 5, 2009 http://www.earthmagazine.org/article/giant-dunes-not-mega-tsunami-deposits About four years ago, a group of scientists proposed that a series of giant, wedge-shaped sandy deposits found along the shores of southern Madagascar might be evidence of a giant tsunami — a “mega-tsunami” — generated by an asteroid that may have blasted into the Indian Ocean sometime in the last 10,000 years. As a tsunami approaches the shore, the wave becomes more or less parallel to the shoreline and it will wash straight in. But the Madagascar dunes formed at a high angle to the shore.
Ancient Crash, Epic Wave, November 14, 2006 http://www.nytimes.com/2006/11/14/science/14WAVE.html?_r=3&pagewanted=all Scores of such sites have turned up in Australia, Africa, Europe and the United States, including the Hudson River Valley and Long Island. The chevrons all point in the same direction to open water. Half the myths talk of a torrential downpour. A third talk of a tsunami. Worldwide they describe hurricane force winds and darkness during the storm.
ZetaTalk Explanation 8/11/2012: "Chevron-chevron yang terbentuk dari deposit-deposit laut di sepanjang pesisir-pesisir adalah bukti absolut lainnya bahwa Bumi pernah mengalami pergeseran-pergeseran kerak secara teratur di masa-masa silam. 
Pola di Chevron-Chevron itu adalah berasal dari deburan air di dalam lautan-lautan yang pernah kami prediksi: berkekuatan tinggi, satu arah, dan ketinggian. 
Para ilmuwan yang menolak untuk mempertimbangkan bahwa Pergeseran-Pergeseran Kutub periodik terhadap Bumi berusaha mati-matian menjelaskan hal itu. 
Itu hanyalah gelombang-gelombang pasang-surut besar yang pernah kami prediksi dan gambarkan, dimana seluruh lautan sedang bergerak, sehingga sedimen semacam itu tersapu ke darat. 
Gelombang-gelombang pasang surut selama Pergeseran Kutub akan naik hingga 500-600 kaki di sepanjang pesisir-pesisir pantai, tidak menghempas ke bawah, melainkan mendorong ke darat secara tetap.
Mengapa teori-teori yang tadinya berlaku kini sedang ditantang - bahwa Chevron-Chevron pantai ini dihasilkan jutaan tahun yang lalu atau terbentuk olehtsunami yang dihasilkan [akibat] komet-komet [yang jatuh ke laut]?
Para ilmuwan yang telah menyadari ZetaTalk serta kehadiran Planet X menyikapi peringatan-peringatan kami dengan serius, dan sedang mencari bukti yang dapat dipergunakan untuk mengedukasi publik."
Dalam bukunya Earth in Upheaval, Velikovsky mencatat banyak bukti adanya gelombang-gelombang pasang surut semacam itu yang menyapu daratan.
Tulang-belulang ikan paus diketemukan di bukit-bukit di sepanjang St. Lawrence Seaway di ketinggian 500-600 kaki, ketinggian yang dinyatakan ole para alien Zeta dapat dicapai oleh gelombang pasang banjir (rob) Pergeseran Kutub. 
Velikovsky juga telah merekam cerita-cerita rakyat dalam bukunya Worlds in Collision, dimana penduduk-penduduk asli di seluruh dunia melaporkan bahwa gelombang-gelombang tinggi menerpa daratan. 
Sudah jelas, masa-masa itu dulunya adalah sebuah Pergeseran Kutub, dengan sebuah periode kegelapan yang lama yang mendahului gelombang pasang surut itu.
Earth in Upheaval, by Velikovsky, Chapter: Whales in the Mountains: Bones of whale have been found 440 feet above sea level, north of Lake Ontario; a skeleton of another whale was discovered in Vermont, more than 500 feet above sea level; and still another in the Montreal-Quebec area, about 600 feet above sea level.  Although the Humphrey whale and beluga occasionally enter the mouth of the St. Lawrence, they do not climb hills."

Worlds in Collision, by Velikovsky, Chapter: The Tide: The traditions of the people of Peru tell that for a period of time the sun was not in the sky, and then the ocean left the shore and with a terrible din broke over the continent.  The Choctaw Indians of Oklahoma relate: “The earth was plunged in darkness for a long time”.  Finally a dark light appeared in the north, “but it was mountain-high waves, rapidly coming nearer”. According to the Lapland epic, after the sea-wall fell on the continent, gigantic waves continued to roll and dead bodies were dashed about in the dark waters."
Para alien Zeta pernah menjelaskan bahwa gelombang-gelombang pasang Pergeseran Kutub bukanlah hasil dari sebuah pemindahan gelombang ketika sebuah obyek dijatuhkan ke laut dan gelombang-gelombangpun muncrat menyebar ke semua arah.
Ini juga bukan sebuah gelombang tsunami, yang merupakan air akibat lempeng-lempeng yang membuat penyesuaian yang telah jatuh atau naik dengan demikian mendorong air dengan sangat cepatnya ke satu arah. 
Sebuah tsunami bergerak ke arah pantai seperti sebuah riak; lalu naik sebagai sebuah gelombang yang tinggi ketika air laut itu mencapai pantai.
Sedangkan gelombang-gelombang pasang-surut Pergeseran Kutub adalah seluruh lautan yang sedang bergerak, seperti sebuah gelombang pasang laut yang naik secara tetap sehingga akhirnya mencapai ketinggian yang luar bias di pantai, dan mengalir secara potensial sejauh ratusan mil ke dalam daratan sebelum membalik lalu kembali. 
Para alien Zeta telah menyarankan agar orang-orang berada sejauh 100 mil (sekitar 161 km) di darat dan 200 kaki (sekitar 61 m) di atas muka laut agar aman dari gelombang-gelombang pasang surut yang menghempas-hempas ini.

ZetaTalk Explanation 6/15/2001: "Pada Tsunami, satu buah garis tekanan bergerak melewati lautan, memindahkan tekanan air dengan sangat cepatnya dari titik gempa ke tempat dimana ia harus berhenti, yaitu di darat, dengan demikian akhirnya menghempas ke pantai.

Asteroid yang menghasilkan gelombang-gelombang, dengan demikian muncul tinggi, menghempas ke pantai. 

Tulang-belulang di puncak-puncak gunung jauh di daratan tidak terangkat oleh gelombang-gelombang Tsunami, juga tidak dibawa ke darat di puncak sebuah gelombang semacam itu. 
Selama sebuah pergeseran kutub, tidak ada satu garis tekanan tunggal, lautan sebagai satu kesatuan bergerak karena tetap tertinggal ketika kerak bumi bergerak, dan dengan demikian menggulung ke darat ke pesisir-pesisir yang ditarik ke bawahnya. 
Ini adalah sebuah gelombang pasang-surut, dengan bibir air berada di puncak tertingginya, naik seperti sebuah gelombang pasang laut yang hening yang bergerak naik tanpa henti; gelombangnya menggulung ke darat tanpa menghempas ke depan dan belakang, hanya sebuah gerakan merendam yang tetap dan progresif.
Tulang-belulang di puncak-puncak gunung jauh di darat tidak diangkat oleh gelombang-gelombang Tsunami, juga tidak terbawa ke darat di puncak gelombang semacam itu. 
Seekor paus tidak akan berada cukup dekat ke pantai untuk terperangkap dalam kejadian semacam itu. Mereka tiba di puncak-puncak gunung ini karena seluruh lautan bergerak, dan mereka tidak dapat lolos dari momentum itu.
Terperangkap, merekapun disampirkan di karang-karang curam yang berbatu-batu dimana air-air yang mengalir cepat bergerak sangat cepat menjauh dari mereka melewati rekahan-rekahan itu, yang terlalu sempit bagi paus-paus tak berdaya yang tertinggal menggelepar-gelepar terjepit."