Kamis, 06 Februari 2014

Surutnya Perairan Karangantu, Banten, Feb. 2014, Waspada Tsunami Atau Punuk Pra-Ambles!

 [Koreksi: judul atikel ini seharusnya dengan tanda tanya, bukan tanda seru]
Artikel ini telah direvisi dan ditambah pada 7 Feb. 2014.

[UPDATE 9 FEB. 2014 (dan koreksi, lagi) UNTUK BERITA INI, 

Sumber: Sea Recedes near Jakarta - Tsunami Warning or Pre-Sink Hump? (NEW ZetaTalk)

Media-media massa Indonesia melaporkan fenomena aneh surutnya perairan di pelabuhan tempat pemancingan ikan Karangantu, Serang, Banten, hingga 1 kilometer jauhnya.  [Karangantu: 55°30'5''N, 37°20'3''E] 
Ini masih terjadi sekarang ini sejak awal kejadiannya pada Senin lalu, 3 Feb. 2014, dengan penyurutan sejauh 20 meter. Fenomena semacam ini mengingatkan orang akan peristiwa surutnya air laut di pesisir Aceh sebelum tsunami dahulu. 
Aneh, Air Laut Tiba-Tiba Surut, 05 February 2014 (Metrotv)Metrotvnews.com, Banten: Air laut di sepanjang kawasan perairan utara Banten sejak kemarin, Selasa (4/2), tiba-tiba surut hingga satu kilometer dari bibir pantai. Bahkan di tengah laut muncul daratan seperti jalan berliku yang menghubungkan antara wilayah Karang Antu dengan pulau-pulau kecil di perairan tersebut. Surutnya air mengakibatkan banyak ikan yang mati. Perahu-perahu nelayan juga terjebak di dalam lumpur. Fenomena ini membuat warga kebingungan sekaligus khawatir. Lihat video di http://youtu.be/nwkaO2fv0vw
Air Laut Surut 20 Meter, 4 Feb. 2014: Warga di atas batang pohon mangrove dengan melihat air laut surut dari bibir pantai di Kampung Karangmulya, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Senin (3/2). Menurut seorang nelayan, Yunus, fenomena surutnya air laut ini terjadi tiga hari terakhir, yang mengakibatkan perahu nelayan sulit sandar dan berkurangnya hasil tangkapan ikan di kawasan Karangantu. SERANG - Siang sampai sore kemarin, air laut di pesisir Karangantu surut sepanjang 20 meter dari bibir pantai. Akibatnya, ikan-ikan menengah dan para pemancing serta warga yang mencari ikan di sekitaran pinggir pantai kecewa karena tidak dapat ikan. Yunus, seorang nelayan di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, mengaku belum pernah melihat air surut sejauh itu. Biasanya, jikapun surut, tidak akan mencapai sejauh 20 meter. Dan kondisi seperti itu biasanya tidak akan bertahan lama. Saat sore hari biasanya air laut sudah mulai pasang kembali. "Saya nggak pernah liat sesurut itu," katanya, Senin (3/2). Yunus mengaku aneh saat kondisi cuaca seperti sekarang sering hujan air laut malah surut. Ia bahkan khawatir bila gejala alam ini merupakan peringatan akan adanya bencana besar, semisal tsunami. Seperti yang ia dengar, tsunami Aceh dulu berawal dari adanya air laut yang surut sampai jauh. "Mudah-mudahan saja bukan," katanya. Dedi Daryanto, warga Lopang Indah, Kecamatan Serang, Kota Serang, mengaku sudah sejak pukul 11.30 berada di dermaga Karangantu untuk memancing ikan. http://bantenraya.com/info-bisnis/3-serang-raya/3806-air-laut-surut-20-meter  
Apakah gejala penyurutan laut di Karangantu itu terkait dengan tsunami? Bagaimana status Indonesia saat ini dalam pengamblesan Lempeng Sunda selama pergerakan lempeng sekarang di akhir Tahap 7 sekaligus awal Tahap 8, dengan efek-efek yang terus meningkat di Indonesia? Para alien Zeta menjelaskan.

Penjelasan ZetaTalk (terjemahan bebas):

Start Of ZetaTalk
Apa yang menjadi penyebab daratan di sebuah wilayah yang sedang ambles untuk naik sedemikian rupa sehingga laut surut dari pesisirnya?
Tepi laut yang terekspos sedemikian rupa sehingga ikan-ikan tiba-tiba keluar dari air dan kapal-kapal kandas, telah terkenal sebagai sebuah tanda peringatan akan adanya tsunami yang masih pending. Air laut surut, lalu kembali dengan pembalasan yang ganas.
Pulau Jawa, di Indonesia, sedang ambles, sebagai bagian dari pergerakan-pergerakan lempeng Tahap 7, dan hal ini terus terjadi selama tiga tahun terakhir ini.
Jakarta menjaga jarak dengan laut melalui seawall-seawall, namun ketinggiannya telah di bawah muka laut hingga ke tingkat yang telah kami prediksikan pada 2010.
Mengapa pula sebuah wilayah dekat Jakarta mendapati dirinya naik dari laut, sebagaimana yang terjadi di Banten baru-baru ini?
Sebuah bongkahan daratan yang sedang didorong ke bawah bongkahan daratan lainnya, sebagaimana yang sedang terjadi di sepanjang perbatasan Lempeng Sunda yang melingkupi selatan Jawa, tidak selalu menggelincir dengan mulusnya. Ada titik-titik tangkap dimana penggelinciran itu tertahan, dan tanah yang sedang terdorong ke bawah itu akan terangkat, naik, selama masa ini.
Ini bukan berarti bahwa konfigurasi normalnya tidak akan kembali, setelah penggelinciran itu dipaksakan. Dan, ketika konfigurasi normalnya kembali, daratan itu akan LEBIH RENDAH dari pada yang sebelumnya.
Dengan demikian, Banten harus waspada. 
End Of ZetaTalk
==================================================================

Update 9 Feb. 2014: penjelasan di bawah ini dicoret dan telah DIKOREKSI DENGAN "PERINGATAN TSUNAMI JAKARTA." LIHAT penjelasannya di artikel Surutnya Perairan Karangantu Ternyata Peringatan Tsunami Jakarta! Update 9 Feb. 2014. [Baca juga: Menuju Countdown (Tahap 9): Gempa Akhir Tahap 7 dan Tahap 8]

==================================================================
Tambahan 7 Feb. 2014: TIDAK BEREFEK TSUNAMI  
Demikianlah, surutnya perairan di Karangantu terjadi karena wilayah itu sedang naik akibat efek subduksi. Ini untuk sementara waktu saja, dan nantinya akan kembali turun, tapi lebih rendah---ini yang harus diwaspadai karena berpotensi banjir. 

Tak Ada Tsunami di Jawa, Sumatera, Mentawai Selama Tahap 7
"ZetaTalk menjelaskan garis besar proses akan terjadinya tsunami di Cina selama Tahap 7 Menuju Pergeseran Kutub. Sekali lagi, tsunami tersebut tak akan melanda Pulau Jawa, pinggiran Sumatera, maupun Kep. Mentawai. Namun, Indonesia akan dilanda gelombang-gelombang dahsyat yang menerjang ke dalam daratan-daratan, banjir-banjir bandang, banjir rob, penurunan tanah, tanah longsor, dan tanah amblong (sinkhole)." [Baca: Prediksi ZetaTalk Tahap 7: Tsunami di Cina dan Filipina]  
"Dapatkah kita mengantisipasi adanya gempa berkekuatan 8-9 SR sebelum akhir 2010 yang mengiringi tsunami yang disebabkan oleh bengkoknya lidah yang menahan Indonesia? Dan, jika ada tsunami, akankah lebih tinggi dari pada tsunami 25 Oktober 2010 di sana? Prediksi ZetaTalk"Kep. Mentawai tidak akan ambles sepenuhnya selama skenario Tahap 7 yang berdampak ke Indonesia, dan yang mengejutkan, juga tidak akan mengalami tsunami di kepulauan ini. Telah kami nyatakan tentang gelombang-gelombang laut yang berbenturan dan menggelegak, namun tsunami adalah sejumlah besar air laut yang menerjang ke arah yang sudah pasti, dan ini tidak akan terjadi di tepian utama ini yang tergelincir ke bawah lengkungan lempeng Indo-Australia.[Baca: Prediksi Tahap 7 : Kep. Mentawai]
==================================================================
TSUNAMI

Tsunami A drawback will occur as the shoreline recedes dramatically, exposing normally submerged areas. Drawback can exceed hundreds of metres, and people unaware of the danger sometimes remain near the shore to satisfy their curiosity or to collect fish from the exposed seabed. http://en.wikipedia.org/wiki/Tsunami

Tsunami (wikipedia Indonesia)Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.

==================================================================

[Dampak Pergerakan Lempeng Dunia Tahap 7 dan Tahap 8 Pada Indonesia]
Dampak-dampak pergerakan lempeng Tahap 7 dan awal Tahap 8 menuju Pergeseran Kutub pada Indonesia sungguh terus meningkat. Hal ini dapat dilihat setidaknya dari aktifitas gunung api di Indonesia.
"Gunung berapi meletus karena magmanya terdorong ke kantong-kantong dekat permukaannya tanpa sempat mengalir ke aliran magma yang biasanya ada di bawah lempeng-lempeng." [Prediksi ZetaTalk: Gunung Berapi Indonesia Selama Tahap 7]
Aktifitas 21 22 gunung api Indonesia saat ini di atas normal, dengan 19 dalam status waspada, termasuk Anak Krakatau. Gunung Sinabung masih dalam status awas. Sementara itu, Jakarta Post melaporkan, pada 6 Feb. 2014, banjir dan longsor terus terjadi di kebanyakan wilayah Jawa Tengah, yang telah mengakibatkan banyak korban, rusaknya jalanan sepanjang ratusan kilometer dan ribuan hektar tanaman pangan. Ini semua belum termasuk bencana-bencana alam lainnya dalam keterhuyungan bumi di awal Tahap 8, seperti misalnya angin kencang dan hujan lebat, untuk menyebut dua saja.
[Kalau ada warga yang tidak terkena dampak langsung namun menjadi khawatir memang sangat dapat dipahami. Namun yang terpenting adalah menyadari untuk waspada serta mempersiapkan diri sebaik-baiknya terhadap segala kemungkinan, sehingga tidak mudah panik. Yang utama, patuhi himbauan para petugas penanganan tanggap darurat bencana, demi kebaikan diri sendiri, orang-orang yang dicintai, dan orang-orang lain.]
[VIDEO] Sinabung Masih Awas, Radius 5 Km Harus Dikosongkan, 6 Feb. 2014 http://news.liputan6.com/read/818709/video-sinabung-masih-awas-radius-5-km-harus-dikosongkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Awas pada Gunung Sinabung. Jarak aman berada di luar radius 5 kilometer dari puncak gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. 
Waspada, 22 Gunung Berapi Di Indonesia Sedang Siap Bergejolak, 05 Pebruari 2014: Sebanyak 19 gunung di Indonesia kini berstatus "waspada." Terakhir, gunung yang berstatus itu adalah Gunung Kelud di Jawa Timur. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Kelud dari Normal menjadi Waspada pada Minggu 2 Februari 2014. Namun, masyarakat diminta tidak perlu panik dan cemas. "Gunung api bersifat slow in set. Artinya, tidak akan tiba-tiba meletus. Ada tanda-tandanya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin 3 Februari 2014. http://www.sr28jambinews.com/?/baca/12163/Waspada,-22-Gunung-Berapi-di-Indonesia-Sedang-Siap-Bergejolak.html
22 Gunung Api di Indonesia Menggeliat, 05 Pebruari 2014: Berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia harus siap menghadapi geliat berbagai gunung berapi yang menyebar di seluruh Tanah Air. Hingga saat ini saja, ada 22 gunung api yang aktivitasnya di atas normal. Salah satu gunung yang saat ini begitu aktif adalah Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara. Sejak September lalu, Sinabung terus-menerus erupsi, sehingga memaksa warga yang tinggal di sekitar gunung mengungsi. Bahkan, dalam erupsi beberapa hari lalu, awan panas dari gunung ini memakan korban hingga 14 nyawa. Dikutip dari laman resmi Badan Geologi ESDM, Gunung Sinabung berstatus Awas sejak 24 November 2013. Ini merupakan level tertinggi (IV) dalam soal aktivitas sebuah gunung berapi. Namun, bukan hanya Sinabung yang perlu diwaspadai. Badan Geologi mencatat ada 21 gunung api lainnya yang menggeliat. Apa saja? Salah satunya Gunung Sinabung yang awan panas memakan korban 14 nyawa. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/478691-22-gunung-api-di-indonesia-menggeliat?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
Status Anak Gunung Krakatau Waspada, Tak Ada Tsunami, 5 Feb. 2014: Status aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda hingga kini masih dinyatakan waspada atau level II. Hal itu disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. "Selama ini kondisi Anak Krakatau relatif normal dan masih berstatus waspada," kata Jumono, petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pabuaran Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Selasa 4 Februari 2014 malam. Ia mengatakan, saat ini aktivitas vulkanik Anak Krakatau relatif stabil dan tidak menimbulkan letusan seperti pada 2008. Selain itu, aktivitas Anak Krakatau juga tidak menimbulkan gelombang tsunami. Namun demikian, pihaknya melarang nelayan maupun pengunjung naik ke lokasi Anak Krakatau yang masih aktif itu. "Kami memberikan rekomendasi radius satu kilometer dari lokasi Gunung Krakatau itu. Peringatan itu guna mencegah korban jiwa," tutur Jumono. http://news.liputan6.com/read/818344/status-anak-gunung-krakatau-waspada-tak-ada-tsunami?wp.trkn 
[VIDEO] Antisipasi Letusan Kelud, Ada 15 Titik Jalur Evakuasi, 5 Feb. 2014: 15 titik kumpul di 3 desa di Kabupaten Kediri, Jawa Timur telah disiapkan untuk mengantisipasi dampak letusan Gunung Kelud http://news.liputan6.com/read/818994/video-antisipasi-letusan-kelud-ada-15-titik-jalur-evakuasi
Status 19 Gunung Api Waspada, Masyarakat Diimbau Tidak Panik, 3 Februari 2014: Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengabarkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Kelud, maka statusnya dinaikkan menjawa Waspada (level II) pada Minggu (2/2/2014). Masyarakat diimbau tidak panik dan cemas dengan hal ini. Pemberitaan media yang intensif dan berlebihan mengenai peningkatan aktivitas gunungapi seringkali justru menyebabkan dampak negatif di masyarakat. "Obyek-obyek wisata, hotel, pertanian dan aktivitas ekonomi yang berada di luar daerah berbahaya menjadi sepi. Hal ini terjadi di Gunung Bromo, Ijen, Dieng, Tangkubanprahu, Papandayan, dan lainnya," katanya Senin (3/2/2014). http://www.tribunnews.com/nasional/2014/02/03/status-19-gunung-api-waspada-masyarakat-diimbau-tidak-panik
Flooding, landslides cause  ongoing death and destruction, 6 Feb. 2014Floods and landslides in most parts of Central Java have caused dozens of casualties, damaged hundreds of kilometers of roads and destroyed thousands of hectares of crops. The Central Java Disaster Mitigation Agency (BNPB) recorded 20 fatalities due to flooding and landslides as of Feb. 4. Eighteen of the deaths were a result of landslides and the two others died in floods. Central Java BNPB acting head Sarwa Pramana specified that 12 people were killed in a landslide in Kudus, four in Kebumen, and one each in Jepara and in Semarang. The two flood-related deaths were in Pekalongan and Purworejo.  Sarwa called on residents living on hillsides and river banks to remain on the alert. As of February this year a total of 53 flooding incidents had taken place in Central Java. Incessant rains over the past three weeks in the northern coast of the province have caused severe damage to 130 kilometers of road. http://www.thejakartapost.com/news/2014/02/06/flooding-landslides-cause-ongoing-death-and-destruction.html
Apakah gejala penyurutan laut di Karangantu itu terkait dengan tsunami? Bagaimana status Indonesia saat ini dalam pengamblesan Lempeng Sunda selama pergerakan lempeng sekarang di akhir Tahap 7 sekaligus awal Tahap 8, dengan efek-efek yang terus meningkat di Indonesia? Para alien Zeta menjelaskan. (Mohon maaf, koreksi: bagian ini telah dipindah ke atas, di bagian sebelum penjelasan ZetaTalk)