Jumat, 02 Desember 2011

Kaitan Amblesnya Tanah Jakarta dan Tanah Pakistan : 2010

Penurunan ketinggian Lempeng Sunda dalam skenario Tahap 7 menuju Pergeseran Kutub adalah salah satu event yang diprediksi akan terjadi sebelum akhir 2010. Penurunan ketinggian ini disebabkan oleh terangkatnya dasar laut di bagian timur Lempeng Indo-Australia, yang mana bukti-bukti pengangkatan dasar laut dijelaskan dalam Penjungkitan Lempeng Indo-Australia : Bukti 2010.
"Lempeng Indo-Australia akan miring ke sisinya sehingga Indonesia dapat menyelam ke bawah sisi timur dari lempeng itu. Pulau-pulau di Indonesia akan terkena dampak penyelaman ini, yang pada akhirnya akan ambles. Apakah penyesuaian-penyesuaian semacam itu terjadi sekaligus atau secara bertahap? Keduanya. Namun trendnya tak mungkin salah akan terjadi lama sebelum terjadi penyesuaian besar-besaran." Penjelasan ZetaTalk 17 April 2010: 
Sebagai dampak dari pengangkatan sisi timur Lempeng Indo-Australia, ketinggian pesisir Jawa akan turun 80 kaki (24 meter), menurut prediksi ZetaTalk. Ini berarti termasuk Jakarta. Berikut adalah peta proyeksi wilayah Jakarta jika ambles sekitar 50 kaki (15 meter) saja--lihat zona merah pada peta di bawah ini.

Peta perkiraan kisaran wilayah-wilayah Jakarta yang ambles 
jika pengamblesan mencapai 15 meter saja
 Credit : ZetaTalk

Lalu pada September 2010, tanda-tanda pengamblesan tersebut mulai terlihat semakin jelas ketika tanah-tanah Jakarta ambles di sepanjang kanal-kanal dan di beberapa jalan yang padat lalu lintas. Sebagai tambahan, tingkat pengamblesan tanah Indonesia sepertinya meningkat pada Desember 2010, yang juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Wilayah Jakarta Yang Tercepat Ambles
Credit : The Jakarta Post

Penurunan Tanah Jakarta September 2010
14 Sept. 2010: Hujan Deras, Pagar BKT Ambles: "Hujan yang mengguyur Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir ini mengakibatkan tanah di pinggir sungai Banjir Kanal Timur (BKT) ambles dan membuat pagar serta tanggul BKT yang berada di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (14/9/2010), ikut miring sekitar 45 derajat. ...Sebanyak delapan pekerja tengah membongkar tanggul yang ambles sekitar 100 meter." 
17 Sept. 2010: Jl RE Martadinata Ambles Sedalam 7 Meter: "Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Timur Pradopo meninjau lokasi amblasnya Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/9/2010). Kapolda datang untuk melihat langsung sisi jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok yang ambles sedalam tujuh meter dengan panjang 103 meter pada pukul 03.15 Kamis dini hari tadi." 
17 Sept. 2010: Turap Banjir Kanal Barat Ambrol: Turap banjir kanal Barat yang terletak di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, ambrol sepanjang 115 meter. Informasi dari Traffic Management Center Polda Metro Jaya menyebutkan, turap beton yang seharusnya menjadi pencegah longsor tiba-tiba ambrol sekitar tiga meter ke bawah. Hal ini disebabkan hujan yang terjadi secara terus menerus belakangan ini. Kondisi tersebut membuat volume air terus mengalami ketinggian, sementara bagian bawah turap mengalami penggerusan.
19 Sept. 2010: Waspadai Jalan Lain di Jakut yang Berpotensi Ambles: "Jakarta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memiliki catatan tersendiri soal kondisi lingkungan di kawasan Jakarta Utara. Selain Jl RE Martadinta, masih ada jalan-jalan lain yang berpotensi ambles. Waspadalah! Direktur Ketua Walhi DKI Jakarta Ubaidillah mengatakan, sebagian ruas jalan di Jakarta Utara memang rawan. Tidak hanya secara konstruksi bangunan tapi juga akibat proses alam."Yang paling rentan itu mulai dari Cilincing, Pademangan, Gunung Sahari, Ampera hingga Muara Angke," kata Ubaidillaah saat berbincang dengan detikcom, Minggu (19/9/2010). Selain itu, kawasan seperti Kelapa Gading dan jalan lain yang sering tergenang rob juga rawan ambles. Jalur yang dilalui kendaraan berat semakin menambah rawan sejumlah ruas jalan."
Jakarta  Perlahan-Lahan Ambles Sejak 2008 
Para pakar memang telah memperkirakan bahwa kota Jakarta sedang ambles akibat penyedotan air tanah yang berlebihan serta pembangunan gedung-gedung tinggi yang juga sudah berlebihan. Dengan penyebab-penyebab itu, telah mereka prediksi bahwa tingkat penurunan tanah Jakarta hanya sekitar 10 cm per tahun yang akan mencapai total hanya 18 inci (45 cm) menjelang tahun 2025. 
Namun pakar Brickman menyebutkan bahwa ketinggian daratan Jakarta menjelang tahun itu akan 40-60 cm lebih rendah dari yang sekarang, tanpa  menyebutkan penyebabnya dengan benar atas estimasinya itu yang melebihi prediksi. 
Land subsidence juga dikatakan telah mempengaruhi fondasi bangunan seperti yang terjadi pada gedung Sarinah Thamrin. Gedung tersebut miring namun masih aman. Dan rupa-rupanya insinyur gedung itu telah mengantisipasi bahwa Jakarta akan ambles, maka tangga ke gedung dibuat 1 meter lebih tinggi dari ketinggian jalan. Namun gap ketinggian itu kini tinggal 50 cm. 
Indonesia's thirsty capital is a sinking city, 15 April 15 2008 (abc.net.au): By 2025, estimates from the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) show, sea levels will have risen by only about five centimetres. But Mr Brinkman says Jakarta, which spans a flat plain between mountains and coast, will be between 40 and 60 centimetres lower than it is now, dengan tingkat pengamblesan hanya sekitar 10 cm 
Jakarta Sinking 10 cm April 24, 2010 (thejakartapost): "Jakarta, the nation's capital and largest city, is sinking at a rate of 10 centimeters a year, a recent study has found. The main causes for this phenomenon, which has been evidenced in recent years by several major floods, are extensive land extraction due to groundwater exploration and pressure from high-rise buildings, which is pushing parts of the city into the underlying water table...“The land has been sinking for a long time, and the coastline is now encroaching on the heart of the city,” a geodynamics researcher from the Bandung Institute of Technology, Irwan Gumilar, told The Jakarta Post. Irwan was a member of a research team led by Professor Hasanuddin Z Abidin that monitored Jakarta from 1997-2009. ...The highest rate of subsidence was recorded in coastal areas in North Jakarta, including Muara Kapuk and Ancol, where extensive development had increased pressure on the relatively young and porous soil beneath. He said that apart from man-made factors, such as groundwater exploitation and aggressive development, the land in those areas was sinking because of natural factors, including soil compaction and tectonic setting. ...Spokesperson for PT Sarinah M. Rusdy said the company was aware that land subsidence was causing the south wing of the building to incline....He said the building was still structurally sound, and that the company frequently hired consultants to audit the building’s condition....“The engineer of the building apparently anticipated Jakarta would likely sink so he made the stairs to the building’s courtyard higher by 1 meter than the road level. However, that gap is now 50 centimeters,” he said."
Tingkat Penurunan Tanah Jakarta Bukan Cuma 10 Cm/Tahun.
Namun kenyataannya, seperti yang dapat dilihat dari berita-berita pengamblesan serta analisa Google, tingkat pengamblesan tanah Jakarta di tahun 2010 saja sudah jauh lebih dari 10 cm/tahun.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tingkat pengamblesan tanah Jakarta akibat penyedotan air tanah hanya sekitar 10cm/tahun. Sedangkan, menurut ZetaTalk, pengamblesannya adalah dampak dari tekanan pergerakan-pergerakan lempeng-lempeng ke seluruh sisi Lempeng Sunda. 
Tak mengherankan jika tingkat pengamblesan daratan Jakarta jauh di atas 10 cm/tahun, yang mana sebagian daratan Indonesia diprediksi akan turun 24 meter.  
Hasil analisa ZetaTalk pada Januari 2011 terhadap peta Google menunjukkan bahwa setidaknya seluruh pesisir utara Pulau Jawa telah turun hingga 6 meter. (Baca: Update Penurunan Signifikan Tanah Jawa: 6 Meter (2010)

Kaitan Penurunan Daratan Jakarta dan Daratan Pakistan 
Dalam berita The jakarta Post di atas, para pakar sendiri mengatakan bahwa fenomena penurunan tanah ini terbukti dari banjir-banjir besar yang terjadi di tahun-tahun terakhir ini.
"Jakarta, the nation's capital and largest city, is sinking at a rate of 10 centimeters a year, a recent study has found. The main causes for this phenomenon, which has been evidenced in recent years by several major floods,  
Mengapa penurunan tanah ini menyebabkan banjir-banjir besar?
Tentunya karena ketinggian daratan sudah lebih rendah dari muka air laut. Namun penurunan tanah ini tak seragam, melainkan bergelombang, karena struktur tanah Jakarta yang merupakan onggokan-onggokan masif hasil penggerusan lempeng-lempeng tektonik. Sehingga tingkat penurunan tanah tidak seragam, demikian pula dengan banjirnya, tidak terjadi secara seragam dalam tingkat penyurutan dan ketinggiannya. 
Penjelasan ZetaTalk 4 Jan. 2011: Telah kami jelaskan bahwa daratan-daratan luas di Sumatera dan Jawa telah terbentuk dari onggokan puing-puing (dari kerak bumi yang tergerus--pen.), ketika lempeng yang menahan Indonesia, dahulunya, didorong turun dan ke bawah lengkungan Lempeng Indo-Australia. Onggokan puing-puing tidak bergerak sebagai satu kesatuan, melainkan membuat penyesuaian yang lebih seperti kerikil-kerikil, sedikit di sini lalu sedikit di sana. 
Demikian pulalah banjir-banjir membandel di Pakistan, yang tanahnya, terutama di sepanjang Sungai Hindus, sedang ambles.
Banjir-banjir besar terjadi di Pakistan sejak akhir Juli 2010. Banjirnya tak juga surut sebagaimana ekspektasi. Pada 17 September 2010, tampak tanda-tanda bahwa krisis banjir di Pakistan memburuk. Banjir menerpa Sunga Hindus, membenamkan seperlima wilayah Pakistan saat puncak banjir.
Flooding Crisis Worsens in Pakistan, 17 Sept. 2010 (wsws.org): "There are signs that Pakistan's flood crisis is worsening, with reports of new flooding in the southern province of Sindh. The floods first struck at the end of July following heavy monsoon rains in the northwest. The floodwaters surged down the Indus River, submerging one-fifth of Pakistan at their peak. All over Pakistan, pools and small lakes left behind by the floods are providing ideal breeding grounds for mosquitoes carrying the parasite that causes malaria.
17 Sept. 2010: Pakistan flooding crisis: Not over yet (cnn): "More than seven weeks after flooding first displaced millions of people in Pakistan, the crisis is not over. Whole towns are still submerged; tent cities now dot the high ground and line the roads that are left; and more rains have prevented some relief.

Pakistan terletak di tepian barat lempeng Indo-Australia, yang sedang turun akibat naiknya bagian timur lempeng tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam Penjungkitan Lempeng Indo-Australia : Bukti 2010.
Tepian lempeng Indo Australia ini yang melengkung di sepanjang ujung-ujung Sumatera terangkat tapi lalu turun karena tertujam, sehingga ambles. 


Demikianlah banjir Pakistan 2010 dan pengamblesan tanah Jakarta, yang tampak menonjol pada September 2010, memiliki kaitannya.

Sumber: