Bencana-bencana alam besar yang tengah terjadi sekarang ini sama sekali bukan skala biasa, atau yang normalnya terjadi, melainkan terkait dengan proses alam bagi bumi menuju Pergeseran Kutub. Betapapun pahit dirasa di tengah-tengah gempuran bencana alam yang sedang melanda Indonesia, kebenaran harus tetap dikemukakan agar persiapan-persiapan yang semestinya dapat dilakukan untuk mitigasi bencana.
Baca juga:
Situasi Bumi Sekarang
Per 5 Januari 2013 terjadi pergerakan lempeng yang signifikan, berupa perobekan-perobekan yang lebih jauh lagi dalam proses tahapan Pergeseran Kutub. Dalam periode perobekan lempeng pada Januari ini juga terjadi banjir dahsyat di Jakarta dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Namun sebelumnnya, untuk sekedar mengingatkan, kita lihat ringkasan tahapan-tahapan pergerakan lempeng SEBELUM terjadi tingkat ekstrim (SAAT-SAAT TERAKHIR--Tahap 9--menuju Pergeseran Kutub kerak bumi 90 derajat):
- Ketika Kutub Selatan Bumi dicengkeram oleh Kutub Utara Planet X (yang lewat dekat bumi), Kutub Selatan Bumi bergerak ke utara, maka, lempeng-lempeng Eropa dan Afrika mulai bergerak ke timur (proses perobekan lempeng Atlantik dimulai).
- Pergerakan lempeng Eurasia segera dirasakan oleh India, yang mulai ambles.
- Sementara itu, lempeng Indo-Australia menyelam ke bawah lempeng Himalaya, melonggarkan tekanan di sepanjang African Rift, membuat Lempeng Afrika bergerak ke timur.
- Pergerakan lempeng Atlantik menarik benua Amerika Utara ke utara, maka Kanada bergerak ke utara, sementara wilayah-wilayah lain dari Amerika terus menempel ke Atlantic Rift yang juga tengah terobek-lepas.
- Lempeng Eurasia bergerak ke timur, merobek lempeng di sepanjang Himalaya.
- Lempeng Amerika Selatan bergerak, berimbas ke Amerika Tengah dan Kep. Karibia.
- Ketika subduksi Lempeng Indo-Australia dimulai, tekanan point 6 semakin mendorong benua Afrika, yang telah menggelincir ke arah timur, ke arah timur.
- Lempeng Indo-Australia terjungkit (terangkat di ujung bagian timur, turun di bagian barat), dibarengi oleh turun/amblesnya Lempeng Sunda
- lempeng Pasifik melipat sehingga memungkinkan lempeng Amerika Selatan menggulung
- lempeng di selatan Atlantic Rift robek, sehingga memungkinkan
- Lempeng Afrika menggulung, dan lantai dasar laut Lempeng Mediteranea anjlok
- gempa-gempa besar di Jepang pun terjadi, yang diikuti oleh penyesuaian-penyesuaian di Sesar New Madrid
- yang hampir langsung diikuti oleh robeknya Atlantic Rift bagian utara, mengakibatkan tsunami menerjang Eropa.
Status Tahap 7 Per 17 Januari 2013
Analisa terhadap Status Tahap 7 sekarang ini telah dilakukan oleh Nancy Lieder, rekan-rekan timnya, dan para anggota Pole Shift ning. Di awal Januari 2013, tanah-tanah retak bermunculan di Asia dan Amerika Selatan.
Retakan-retakan tanah di Thailand dan Argentina diberitakan di media-media massa pada hari yang sama. Dan dalam periode yang sama, tanah-tanah retak terjadi di Jawa, Filipina, dan Argentina. (Lihat beberapa beritanya di bagian BERITA di paling bawah halaman ini).
Wilayah-Wilayah Tanah Retak 5-20 Januari 2013
Akibat Perobekan Lempeng-Lempeng Tektonik
zetatalk.com
Kaitan pergerakan antara Lempeng India dan Lempeng Sunda telah dijelaskan sebelumnya dalam Kaitan Amblesnya Tanah Jakarta dan Tanah Pakistan : 2010 dan Gempa Aceh 2012 dan Pergerakan Lempeng.
Lempeng India dan Lidah Lempeng Eurasia (Lempeng Sunda)
Kini, apa kaitan antara Lempeng Sunda dan Lempeng Amerika Selatan? Apakah ini tahap penyesuaian yang akan mengawali aktifitas di New Madrid? Menurut para alien Zeta, ada hubungannya, dimana Pengamblesan dan pemampatan Lempeng Sunda memungkinkan Penggulingan Amerika Selatan. Berikut penjelasan ZetaTalk.
Gambaran ZetaTalk 9 Jan. 2010 tentang retakan-retakan tanah tersebut:
(Start of ZetaTalk) "Ada hubungannya. Terangkatnya Lempeng Indo-Australia (bagian timurnya--pen.) memungkinkan Lempeng Pasifik bergeser ke barat, yang memungkinkan Amerika Selatan juga bergeser ke barat. Aktifitas ini sangat ditingkatkan oleh pelipatan Lempeng Mariana dan Lempeng Pasifik. Namun Lempeng Indo-Australia lah yang memberi ruang untuk memicu perubahan pada lempeng-lempeng lainnya itu, dan inilah yang sedang mewujud sekarang ini yang dapat dilihat oleh orang-orang yang mengikuti perubahan-perubahan ini.
Lempeng-Lempeng Tektonik (Kerak Bumi)
Credit: eqseis.geosc.psu.edu
Begitu pelipatan Lempeng Pasifik itu telah terjadi, Jepang telah dibuat tidak stabil. Kami tidak diperkenankan untuk memberi kerangka waktu atas pergerakan-pergerakan lempeng ini, namun akan menunjukkan bahwa baru ketika Pulau Utara Jepang mengalami gempa-gempa besar, tsunami menghempas dekat Victoria. Ada tanda-tanda bahwa New Madrid akan menjadi peristiwa berikutnya." (End of ZetaTalk)
Lempeng Pasifik Bergerak: 5 Jan. 2013
Pada 5 Jan. 2013, Kep. Aleutian mengalami gempa, yang mana, selama itu, buoy-buoy di seluruh Pasifik Utara, termasuk Kep. Hawaii, menyala-nyala memberi peringatan. Aktrifitas-aktifitas ini menunjukkan pergerakan lempeng Pasifik, dan keretakan lempengnya yang mungkin terjadi tentu saja tak terlihat karena berada di dasar laut.
Gempa 5 Jan. 2013
zetatalk.com
BERITA
Tanah Retak di Asia dan Amerika Selatan, Januari 2013,
akibat perobekan lempeng tektonik
zetatalk.com
Thailand: Land Cracks in Wiset Chai Chan District, January 5, 2013: http://manager.co.th/Local/ViewNews.aspx?NewsID=9560000001187: People at the tiered campaign Siriporn said the area had been settled on the land a long time, and officials have to make modifications to the ground that collapsed. But where the new settlement is the pile of wood used to build houses. Which may be a long time to decay and settle.
Argentina: A Crack of 3 km Otumpa Worries Villagers, January 5, 2013 (diariopanorama): Affecting dozens of families in Otumpa (Dept. Moreno) a deep crack about 3 km long and caused damage to homes and ranches structures.
Tanah retak (akibat perobekan lempeng) di Argentina
TANAH RETAK di Wonogiri: Putuskan Jalan, Ancam 14 Rumah di Manyaran, Wonogiri, 7 Jan. 2013 (wonogiripos): Retakan tanah terjadi di perbukitan di Dusun Kopen RT 001/RW 012 Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Senin (7/1/2013). Akibat kejadian itu, jalan penghubung antardusun terputus dan mengancam 14 rumah milik warga di dusun tersebut. Seorang warga di dusun tersebut, Sari, 47, mengatakan kejadian itu baru terjadi Senin pagi. “Retakan tanah itu baru terjadi hari ini sekitar pukul 06.00 WIB. Sebab, sebelumnya [Minggu (6/1/2013)] pukul 15.30 WIB hingga Senin pukul 04.00 WIB turun hujan deras,” katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin. Bahkan, lanjut dia, salah satu sisi kandang ternak di rumahnya sudah terkena longsoran tanah. Ia pun berencana mengungsi ke rumah saudaranya jika turun hujan deras berhari-hari. “Ini sudah kali ketiga. Sebelumnya, juga pernah ada kejadian seperti itu dan saya mengungsi ke rumah saudara karena takut terkena longsor,” ujarnya. Warga lainnya, Tukino, 40, mengatakan hal serupa. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB setelah hujan deras sebelumnya. Warga mendapati beberapa ruas jalan desa retak-retak. Bahkan, salah satu ruas jalan patah dan terangkat setinggi 80 sentimeter. “Sore sebelumnya terjadi hujan deras. Lalu pagi harinya tanah-tanah sudah retak dan ada jalan yang terangkat naik. Beberapa tahun lalu, pernah terjadi longsor dan mengakibatkan satu warga meninggal,” ujarnya, saat ditemui wartawan di lokasi, Senin. Menurut pantauan di lapangan, retakan tanah itu memutuskan jalan penghubung antardusun sehingga tidak bisa dilalui kendaraan dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Sebab, retakan tanah karena pergeseran tanah itu nyaris menimbulkan longsor dan mengancam 14 rumah dengan total 36 jiwa. Di sisi lain, jalan kabupaten di wilayah Dusun Tempuran Kidul RT 002/RW 009 Desa Tempurharjo, Kecamatan Eromoko terancam putus.
Tebing di Pacitan setinggi 500 meter retak selebar 10 meter, 8 Jan. 2013 (Pacitankab): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan masih akan menunggu kajian para ahli sebelum menentukan langkah terkait fenomena alam tanah retak di dusun Ngagik desa Bandar Kecamatan Bandar. Warga yang masih dalam pengungsian masih harus bersabar sambil menunggu keputusan apakah harus kembali ke rumah atau direlokasi Bupati Pacitan Indartato pasca meninjau lokasi kejadian Senin (7/1/2013) mengatakan, untuk sementara menempati pengungsian merupakan pilihan paling aman. Apalagi, curah hujan masih cukup tinggi. Untuk mengetahui kondisi tebing yang retak, pihaknya menugaskan Kepala Dinas ESDM untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan survey. Setelah hasilnya diketahui baru dilakukan langkah-langkah. Orang nomor satu di Pacitan itu pun mempersilakan warga tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa pada siang hari. Namun malam harinya, mereka tetap diminta kembali ke rumah kepala dusun. Dengan pola semacam ini, kegiatan sehari-hari warga tetap berjalan sementara dari sisi keamanan relatif lebih terjaga. Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga dari 9 kepala keluarga di Dusun Ngagik, Desa Bandar,terpaksa mengungsi. Pasalnya, permukaan tebing setinggi 500 meter di dekat pemukiman warga mengalami retak selebar 10 meter dengan panjang 150 meter. Akibatnya, warga yang bermukim dibawahnya ketakutan dan mengungsi.
Tebing Nyaris Ambrol, Belasan KK di Pacitan Diungsikan: Sembilan kepala keluarga yang tinggal dibawah tebing setinggi 500 meter di Dusun Ngagik, Desa Bandar, Pacitan, Jatim, terpaksa mengungsi. Warga khawatir retakan tanah selebar 10 meter dan panjang 150 meter di dusun tersebut, terus bergerak dan akan menimpa rumah mereka. "Sejak lahir saya tinggal disini, tapi baru sekarang ada kejadian seperti ini," ujar Saidi (56), warga setempat saat berbincang dengan RRI di lokasi, Senin (7/1/2013). Saidi mengaku, sebelum kejadian dirinya sering mendengar suara gemuruh pada malam hari. Kemunculan suara itu disertai getaran mirip gempa. Hanya saja, saat itu dirinya tidak menduga jika tebing dibawah rumahnya retak. Saidi baru sadar terancam bahaya setelah mendatangi ladang untuk memetik cabe. (sumber: http://rri.co.id/index.php/berita/40106/Tebing-Nyaris-Ambrol-Belasan-KK-di-#.UP5L9kR4YcY)
Tanah retak membuat longsor di NTT, pengungsi butuh bantuan, 19 Jan. 2013 (kompas): Sebanyak 431 pengungsi di Kapela Goloutur, Paroki Benteng Jawa, Desa Paleng, Kecamatan Lambaleda, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, masih membutuhkan bantuan kemanusiaan. Mereka membutuhkan tikar untuk tidur, terpal, air minum bersih, selimut untuk balita dan kain panas untuk orang dewasa. Demikian disampaikan pengurus dapur umum pengungsi korban tanah retak, Elisabeth Mis kepada Kompas.com di camp pengungsi, Sabtu (19/1/2013). Kepala Desa Golo Paleng, Belasius Banis menambahkan, warga korban tanah retak sudah sepakat direlokasi ke tempat yang aman, karena kampung Rakas sudah tidak bisa dihuni lagi akibat tanah terbelah di bagian atas kampung sepanjang 112 meter dan longsor di bagian bawah kampung selebar 60 meter dan panjang 225 meter.
Tanah Retak, Ratusan Warga Puncak Dievakuasi, 20 Jan. 2013, (tempo): Ratusan warga Kampung Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dievakuasi dari rumah masing-masing. Mereka diungsikan karena retakan tanah yang terjadi di Hotel Puncak Pass yang berlokasi di atas pemukiman warga semakin membesar. Kepala Desa Ciloto, Usep Setiawan, menjelaskan, warga dipaksa untuk mengungsi karena situasi sudah membahayakan. Menurut dia, pihak desa sudah menyediakan tempat penampungan sementara di Kampung Cangkuang, sekitar 500 meter dari Kampung Puncak. "Sebagian warga telah berada di penampungan yang jaraknya tidak begitu jauh tapi posisinya aman. Namun, ada pula warga yang memilih mengungsi ke rumah kerabatnya. Kami instruksikan, pokoknya harus pindah secepatnya," ujar Usep di Cianjur, Minggu 20 Januari 2013. Usep mejelaskan, retakan dan pergerakan tanah di kawasan Hotel Puncak Pass sudah berlangsung sepekan terakhir. Namun, Minggu siang retakan semakin lebar sehingga membahayakan rumah-rumah warga yang posisinya ada di bawah hotel tersebut. "Retakan terjadi karena ada pergerakan tanah. Menurut pihak hotel, kemungkinan ada rongga kosong di bawah tanah yang menyebabkan terjadi retakan. Kami mengantisipasi dengan memindahkan warga,"kata Usep.
Tanah Retak dan Longsor di Puncak
Credit: Tempo
Sumber: 7 of 10 STATUS as of January 17, 2013