Rabu, 07 Agustus 2013

Pelebaran Selat Gibraltar: Ketakutan Ilmuwan


Para alien Zeta telah memprediksi bahwa Selat Gibraltar (membelah Eropa dan Afrika) akan terpisah lebih jauh lagi, bahkan hingga 125 mil (sekitar 201 km), dalam proses menuju pergeseran kerak bumi 90 derajat nanti. 


sumber: meted.ucar.edu

Namun hasil penelitian para limuwan menunjukkan sebaliknya, yaitu adanya zona subduksi baru di bawah Selat Gibraltar. Sementara fakta-fakta geologis kontradiktif dengan temuan terbaru para ilmuwan tersebut. Bagaimana sesungguhnya tentang kontradiksi geologis di Lempeng Afrika ini dari sudut pandang ZetaTalk? Berikut laporan dari ZetaTalk.

Terjemahan bebas dari ZetaTalk Chat Q&A for June 22, 2013

Sebuah penelitian baru menyatakan tentang terbentuknya sebuah zona subduksi baru di lepas pantai Spanyol.  (Lead study author João Duarte, a research fellow at Monash University in Melbourne, Australia). Bagi saya, temuan baru ini terkait dengan bagian puncak Lempeng Afrika yang bergeser ke timur. Apakah hal ini benar-benar terkait dengan pergeseran Lempeng Afrika? [http://poleshift.ning.com/profiles/blogs/7-of-10-african-roll-new-subduction-zone-forming-off-spain-s-coas]
New Subduction Zone Forming Off Spain's Coast /livescience: A budding subduction zone offshore of Spain heralds the start of a new cycle that will one day pull the Atlantic Ocean seafloor into the bowels of the Earth. Detailed online June 6 in the journal Geology, by carefully mapping the underwater faults near Spain and west of Gibraltar, in a zone called the southwest Iberia margin, the team discovered active thrust faults throughout the supposedly passive margin. Thrust faults form when the crust is squeezed, in this case between the Eurasian and African tectonic plates. This shows that the margin is not passive anymore but is now being reactivated. The researchers suspect that the new Iberian subduction zone will get a little help from a tiny, ultra-slow subduction zone beneath the Straits of Gibraltar. The Gibraltar subduction zone is attached to the African plate. Over the next several million years, this conveyer belt may roll out toward the Atlantic and merge with the Iberian zone into an even bigger trench, the study suggests. 
What's Happening Under Gibraltar? /livescience: The ground beneath Portugal, Spain and northern Morocco shook violently on Nov. 1, 1755, during what came to be known as the Great Lisbon Earthquake. With an estimated magnitude of 8.5 to 9.0, the temblor nearly destroyed the city of Lisbon. Geologists are still piecing together the tectonic story behind that powerful earthquake. A unique subduction zone beneath Gibraltar, the southernmost tip of the Iberian Peninsula, now seems to be culprit.
Skenario ilmuwan VS Skenario Alam 


Selat Gibraltar
sumber: wikipedia



Penjelasan ZetaTalk (terjemahan bebas):
"Ya, ada pergerakan di Selat Gibraltar, namun alasan-alasan yang dikemukakan oleh para ilmuwan itu hampir-hampir bukan merupakan penyebabnya. Sudah jelas dari pola Continental Drift bahwa Lempeng Afrika sedang mengapung menjauh dari Lempeng Eurasia. Mengapa pula lempeng itu harus bergerak ke arah lain ketika Ring of Fire sedang memampat dan Lempeng Atlantik sedang robek terbelah!

Zona African Rift terus meningkat secara teratur, sebagaimana yang ditunjukkan oleh aktifitas vulkanik terkini. Tentu saja terjadi gempa-gempa besar di sepanjang Mediterranea di masa-masa silam yang baru lalu, karena tepian-tepian lempengnya tidak halus, sehingga terjadi lonjakan-lonjakan selama ada penyesuaian apapun di sekitar Lempeng Afrika.

Mengapa para ilmuwan itu mencanangkan kata "subduksi" untuk menjelaskan mengapa Selat Gibraltar kemungkinan sekali akan meluas? Subduksi memberi kisikan "terdorong bersama-sama". 
Telah kami tekankan bahwa banyak orang, pendek kata, tidak mampu menghadapi trauma yang pernah diderita oleh Bumi di masa-masa silamnya yang baru lalu, setiap 3600 tahun sebagaimana yang ditunjukkan oleh geologinya. Konsep pergeseran-pergeseran kerak bumi, pendek kata, terlalu menakutkan, sehingga mereka menolak untuk mempertimbangkannya. Di sini, sekali lagi, kita ada ilmuwan-ilmuwan yang berprilaku tidak logis. Tidak mungkinlah pelebaran Selat Gibraltar, yang dtelah diprediksi oleh para ilmuwan ini, disebabkan oleh subduksi. Ini adalah ketidaklogisan mereka, sebuah kontradiksi.
Telah  kami prediksikan bahwa Selat Gibraltar akan memisah lebih jauh lagi sebanyak 125 mil (sekitar 201km--pen.), selama pergerakan lempeng Tahap 7, selama Penggulingan Lempeng Afrika. Perhatikan bagaimana skenario-skenario masa depan yang dibuat oleh para ilmuwan ini memasukkan satu skenario dimana ada titik-titik sentuh dari Selat Gibraltar yang tiba-tiba melebar, sementara lempeng-lempeng di atas dan di bawahnya tetap sama! Jika lempeng-lempeng itu tidak bergerak, maka titik-titik sentuhnya juga tidak akan bergerak secara logis! 

Apakah para ilmuwan itu membaca ZetaTalk? Banyak yang membaca, dan mengarahkan penelitian mereka ke analisa prediksi-prediksi kami. Dengan mencampuradukkan rasa takut mereka dengan keakuratan prediksi kami, para ilmuwan itu tengah menunjukkan kontradiksi tak logis mereka yang lain lagi."