Sabtu, 30 Juni 2012

Bencana Alam 2011 : Trend dan Pelajaran Berharga

Berbagai bencana alam dahsyat kembali melanda dunia di tahun 2011, membuat tahun itu mendapat julukan-julukan:



Bencana-bencana alam dahsyat 2011 tampak menonjol dari segi pengurasan keuangan negara-negara maju, dengan yang paling kita kenal adalah banjir bah di Queensland (Australia), gempa dahsyat di New Zealand, dan tsunami di Jepang. Dengan demikian, tahun 2011 merupakan tahun bencana alam termahal dari segi perekonomian. 

Pelajaran Berharga 
Sebuah LSM riset demokrasi di Washington DC bernama The Brookings Institution, dalam artikelnya yang berjudul The Year that Shook the Rich: A Review of Natural Disasters in 2011 (Tahun Yang Mengguncangkan Kaum Kaya: Sebuah Ulasan Bencana-Bencana Alam 2011), memberi beberapa point berikut (dari sekian banyak) yang sangat berguna untuk kita pelajari mengenai bencana alam dahsyat abad ini:
  • korban bencana alam dahsyat di negara-negara maju lebih sedikit dibandingkan di negara-negara berkembang, karena faktor-faktorpersiapan masyarakat terhadap bencana alam yang lebih baik, ketahanan masyarakat terhadap bencana yang lebih baik; manajemen bencana yang lebih baik. Di sini terbukti investasi dalam hal pengurangan resiko dan persiapan bencana telah membawa hasil serta jauh lebih murah ketimbang konstruksi paska bencana.
  • Dampak radiasi kebocoran reaktor nuklir Fukushima paska tsunami Jepang (yang telah meluas hingga ke Amerika) memunculkan dua pertanyaan kritis: seberapa baiknya masyarakat dipersiapkan terhadap kecelakaan-kecelakaan teknologi dan industri akibat bencana-bencana alam, dan seberapa amannya teknologi nuklir.
  • Persiapan-persiapan bencana alam perlu disesuaikan dengan kondisi alam sekarang ini, yang mana curah hujan dan cuaca-cuaca ekstrim kemungkinan sekali akan meningkat di tahun-tahun mendatang. 
  • Bantuan lebih terfokus pada wilayah-wilayah bencana alam yang paling banyak mendapat liputan media, dan bukannya dipertimbangkan berdasarkan wilayah-wilayah yang lebih membutuhkan bantuan.
  • Para orang berusia tua, yang diprediksi akan mencapai 22% dari populasi global menjelang tahun 2050, termasuk di negara-negara miskin atau berkembang, kurang sekali mendapat perhatian khusus dalam segala fase penyelamatan, mulai dari perencanaan hingga manajemen situasi darurat hingg rekonstruksi paska bencana, sehingga dapat mengakibatkan kematian yang lebih tinggi pada golongan tersebut, misalnya dalam hal penyakit kronis jangka panjang, trauma psikososial dan terisolasi, karena memperlakukan para manula itu sebagai korban pada umumnya sama saja dengan menyangkal kerapuhan-kerapuhan khusus yang dihadapi para manula.

Daftar Bencana Alam 2011
Berikut beberapa bencana alam dahsyat di tahun 2011.